Malin Kundang – Ada suatu contoh cerita fantasi yang sangat bagus untuk memberi pelajaran. Kisahnya tentang hubungan ibu dan anak. Lebih tepatnya ialah kisah tentang si anak durhaka yang lalu kena kutuk hingga menjadi batu. Judul ceritanya ialah Malin Kundang.
Di Desa Nelayan
Pada suatu desa nelayan miskin tinggalah seorang ibu bersama putranya. Sang ibu setiap hari bekerja keras secara serabutan guna menyambung nyawa mereka berdua. Wanita gigih itu tak kenal lelah terus berjuang membesarkan sang buah hati putra tunggal kesayangannya itu. Terik sinar matahari maupun derasnya guyuran air hujan pun tak ia pedulikan demi menafkahi anak semata wayangnya itu. Nama anak itu ialah Malin Kundang.
Malin Kundang Merantau
Seiring berjalannya waktu maka malin kundang pun tumbuh besar. Berkat kegigihan ibunya yang banting tulang membesarkannya maka ia pun tumbuh besar menjadi seorang penmda yang gagah. Hingga pada suatu hari datang sebuah kapal besar di desa mereka. Nahkoda kapal itu mengumumkan akan mencari pemuda yang mau bekerja di kapal mereka dan akan diajak ke kota dan berkeliling pulau.
Malin kundang pun tertarik untuk bergabung dan berniat mau pergi merantau ke kota. Ibu Malin sempat keberatan dengan rencana Malin tersebut namun akhirnya ia pun mengizinkan Malin untuk pergi merantau. Hingga Malin Kundang pun akhirnya berangkat pergi bersama kapal besar itu menuju kota.
Kepulangan Malin Kundang
Selama kepergian Malin Kundang merantau tak henti-hentinya ibunya selalu mendoakannya, siang dan malam. Berharap agar putra tunggal nya itu selamat dari berbagai mara bahaya dan mencapai kesuksesan selama merantau di kota lalu segera kembali ke rumah mereka.
Sambil berharap cemas ia menantikan kabar dari putranya itu. Tapi sampai lama tak terdengar kabar darinya. Hingga pada suatu hari datang kapal besar itu lagi ke desa nelayan mereka berlabuh. Orang-orang heboh dan segera berlarian ke rumah ibu Malin kundang. Mereka tidak menyangka bahwa kini nahkoda kapal besar itu adalah Malin Kundang.
Ia nampak makin gagah dengan baju kebesaran nahkodanya yang mewah. Di sampingnya nampak seorang gadis cantik dengan perhiasan gemerlapan di sekujur tubuhnya.
Ia adalah istri Malin Kundang. Kehebohan makin menjadi-jadi ketika sang nahkoda kapal besar itu yang tak lain dan tak bukan adalah Malin Kundang, menyebarkan uang pada kerumunan orang. Beberapa diantaranya lalu mendatangi rumah ibu Malin Kundang guna memberitahukan kabar mengenai kepulangan anak lelaki yang telah ia nanti-nantikan sejak lama.
Pertemuan Malin Kundang dengan Ibunya
Dengan gembira bergegas ibu Malin Kundang pun menuju ke pantai. Melihat ibunya dalam baju yang lusuh semula Malin Kundang tidak menyadari kedatangan ibunya. Hingga istrinya berkata agar Malin Kundang memberikan uang kepada wanita tua miskin yang tak lain ialah ibu malin kundang.
Ibunya pun mendekat sambil berteriak memanggil Malin Kundang sebagai anaknya. Malin yang malu kepada istrinya lalu berusaha menyangkal mati-matian bahwa ia adalah ibunya. Sambil melempar sekeping uang ia menyuruh ibunya segera pergi. Ibunya terkejut dan lalu mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
Itulah kisah si anak durhaka Malin Kundang.